Strategi Bisnis Di Era Yang Berubah
Jika kita melihat era tahun 1980-an,
siapa menyangka saat ini kita dapat belanja melalui jaringan internet ke seluruh
dunia hanya dengan melakukan “klik”ke komputer dari ruang kamar kita? Ini
adalah gambaran kehidupan yang selalu ditandai dengan perubahan. Kita
menyaksikan hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya. Artinya, sampai kapan pun,
kita akan terus berhadapan dengan perubahan. Tak terkecuali di dunia bisnis.
Dalam dunia bisnis kita menyaksikan
banyak perusahaan yang mengalami pasang surut. Keunggulan yang dimiliki suatu
perusahaan yang diharapkan dapat bertahan lama sebagai andalan dalam menghadapi
persaingan, ternyata kini tidak berkutik menghadapi keunggulan baru yang diciptakan
pesaing. Seperti persaingan yang ditandai dengan dinamika tinggi tersebut oleh
Richard D’Aveni (1994) disebut dengan hypercompetition.
Keunggulan Bersaing (Richard D’Aveni)
- Setiap Keunggulan akan Mengalami Aus
- Mempertahankan Keunggulan Bertahan Lama Berarti Merugikan Diri Sendiri
- Tujuan Suatu Strategi adalah Menurunkan Status Quo, Bukan Mempertahankan Keunggulan Lama
- Mengambil inisiatif dengan langkah langkah pendek
Inovasi menjadi salah satu kunci yang
paling penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
Menurut Stoner (1995) bahwa dalam dunia
usaha ini, menjadi kreatif dan inovatif merupakan hal yang lebih penting
dibandingkan dengan era sebelumnya. Inovasi sangat berperan dalam menciptakan
keunggulan bersaing, namun bagaimanakah mewujudkan kegiatan inovasi tersebut
dalam suatu organisasi atau perusahaan
ORGANISASI BELAJAR
Sumber daya manusia yang berkualitas,
merupakan syarat terwujudnya organisasi berbasis pengetahuan (organizational
knowledge creation.)
Proses
belajar ini harus dibudayakan dalam organisasi sehingga sumber daya manusia di
dalamnya menjadi collective learners (manusia-manusia pembelajar secara
kolektif). Organisasi yang demikian ini sering disebut dengan istilah
organisasi belajar (learning organization).
Ada beberapa faktor yang sangat berperan
dalam mendukung terwujudnya organisasi belajar, antara lain:
- Penguasaan individu
- Pembelajaran dalam kelompok
- Visi bersama
- Budaya pembelajaran dalam organisasi
- Struktur dan sistem yang mendukung
BUDAYA PERUSAHAAN
“Suatu filosofi, norma, kepercayaan dan nilai-nilai
yang menjadi pedoman seluruh jajaran anggota organisasi dalam menghadapi
masalah eksternal dan internal sehingga semua jajarang anggota organisasi
menerima dan memahami filosofi, norma, kepercayaan dan nilai-nilai tersebut
sebagai dasar bertindak dan berperilaku”
Menurut Schein, ada tiga tingkatan
budaya, yaitu:
1. Artifak
2. Nilai
nilai yang didukung
3. Asumsi
Dasar
Hubungan antara budaya dengan kinerja
perusahaan ( Kotter dan Heskett :1987 )
•
Teori I: Suatu budaya
perusahaan dianggap kuat apabila nilai-nilai yang sudah terinternalisasi secara
mendalam dan dipegang teguh oleh para anggota organisasi tersebut.
•
Teori II: Kinerja akan
meningkat jika budaya perusahaan sesuai dengan konteks industrinya
•
Teori III: Budaya yang
adaptif mampu meningkatkan kinerja dalam jangka panjang
Perubahan budaya perusahaan
- penjelasan tentang rencana perubahan
- menunjuk kepemimpinan
- memprakarsai reorganisasi
- sosialisasi kepada semua pegawai untuk mengenalkan budaya yang baru
- melakukan analisis budaya
- melakukan dukungan untuk budaya baru
Beberapa karakteristik manajer
multibudaya, antara lain:
- Berpikir melampaui persepsi lokal;
- Selalu siap dengan pemikiran-pemikiran baru;
- Siap menyesuaikan diri dengan lingkungan serta gaya hidup yang baru;
- Bersedia menciptakan sinergi budaya kapan saja dan di mana saja;
- Bekerja efektif dalam lingkungan multinasional/multibudaya;
- Memimpikan kesempatan-kesempatan dan usaha-usaha transnasional;
- Menciptakan skenario untuk masa depan yang optimistik dan dapat diwujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar