Sabtu, 22 Maret 2014

Hakikat Menulis

Hakikat Menulis terdiri dari konsep menulis dan jenis jenis tulisan serta pengembangan paragraf. Menulis pada hakikatnya adalah suatu aktivitas aktif yang dilakukan oleh seseorang dalam menuangkan gagasan-gagasan dalam bentuk tertulis. Secara praktis, kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang sifatnya produktif dan ekspresif. Oleh karena itu, seorang penulis harus memiliki kemampuan khusus dalam hal pengolahan kosa kata, pemilihan kata, dan pemahaman penyusunan ragam kalimat secara baik dan koheren.
Aspek pengolahan kosa kata, sangat terkait erat dengan masalah ‘rasa’ yang dimiliki oleh seseorang ketika seseorang merangkai kata-kata guna membentuk sebuah bangun kalimat efektif yang bermakna. Adapun aspek pilihan kata, dimaknai sebagai sebuah upaya penentuan kosa kata tertentu yang digunakan untuk memperjelas kalimat yang disusun sehingga arti dan kesesuaian kata yang digunakan dapat diimajinasikan sesuai kebutuhan. 
Sementara itu, aspek penyusunan ragam kalimat merupakan aspek yang ditujukan untuk membentuk bangun kalimat yang sesuai dengan tujuan penyampaian informasi dalam kalimat tersebut. Misalnya, apabila tujuannya adalah memerintahkan sesuatu kepada seseorang, maka kalimat yang dibentuk adalah kalimat perintah. Begitu juga dengan kalimat lain yang memiliki tujuan lain pula. 

Sedangkan jenis tulisan yaitu :
(1)  Fiksi, yaitu tulisan yang bersifat imajinatif
(2) Nonfiksi, tulisan yang bersifat faktual. Fakta dan data pada tulisan nonfiksi harus akurat. Tulisan jenis nonfiksi tidak diperkenankan menyertakan daya imajinasi pengarangnya. Dalam menulis nonfiksi hendaknya diperhatikan penggunaan kalinmat efektif, agar informasi yang disampaikan dapat diterima pembaca dengan mudah. 

Ciri kalimat erfektif yaitu :
(1) kesepadanan dan kesatuan
(2) kesejajaran bentuk
(3) penekanan kalimat
(4) kehematan, dan 
(5) kevariasian dalam struktur kalimat

Pengembangan Paragraf
Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang tersusun logis sistematis yang di dalamnya terkandung pikiran pokok dan didukung satu atau beberapa kalimat penjelas. Oleh karena itu, pikiran pokok dalam sebuah paragraf perlu dikembangkan dengan kalimat penjelas. 
Paragraf yang baik harus memperhatikan : 
(1)  kesatuan, bila semua kalimat yang ada di dalamnya berfokus pada ide pokok paragraf
(2) kepaduan, kalimat yang terdapat dalam paragraf dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dalam membangun paragraf, kalimat yang satu dengan yang lain terjalin dengan padu. dan 
(3) kelengkapan, sebuah paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kalimat inti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar