Sabtu, 22 Maret 2014

Fenomena Dekadensi Moral di Era Globalisasi



Pengertian Dekadensi sendiri berasal dari kata dekaden (keadaan merosot dan mundur) dan moral atau akhlak. Dengan demikian, dekadensi moral merupakan atau bermakna kondisi moral yang merosot (jatuh) atau sementara mengalami (dalam keadaan) mundur atapun kemunduran; kemunduran dan kemorosatan yang terus menerus (sengaja atapun tidak sengaja) terjadi serta sulit untuk diangkat atau diarahkan menjadi seperti keadaan semula atau sebelumnnya.

Salah satu akibat terbesar pada hidup dan kehidupan manusia serta masyarakat, yang tidak peduli pada agama dan Tuhan.
Oleh para praktisi pendidikan, sosiolog, dan kaum agamawan sebut sebagai dekadensi moral.
Di samping ketidakpedulian pada agama, sikon sosial kultural masyarakat yang buruk, motivasi agar memperoleh kepuasan melalui banyak harta benda, serta berbagai faktor dan kejahatan lainnya, mempunyai andil besar pada dekadensi moral masyarakat di banyak tempat dan pada berbagai bangsa. Karena paduan sikon yang buruk dan upaya mencapai semua keinginan hati, biasa membangun motivasi untuk memenuhinya dengan berbagai cara. Jika upaya pemenuhan itu tidak tercapai dengan hal-hal wajar, normal, baik dan benar, maka akan beralih melalui pelanggaran hukum, norma, etika, dan seterusnya. Dan ketika seseorang memasuki peralihan tersebut, maka ia telah terjerumus ke dalam dekadensi moral. 
Terlebih lagi peradaban barat yang menyuarakan kebebasan telah mengalami kerusakan moral yang luar biasa. Ironisnya budaya barat yang sudah mengalami kerusakan moral itu disebarkan ke negeri-negeri muslim. Akibatnya, budaya lokal masyarakat muslim terkontaminasi dengan budaya barat, dan pada akhirnya budaya lokal mengalami kegoncangan dan semakin dekat dengan gaya hidup barat. Melihat perkembangan terakhir umat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlak sebagian umat Islam. 

Dekadensi moral terjadi terutama di kalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas. Rusaknya moral umat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar umat yang dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar umat goyah dan berikutnya tumbang. Sehingga yang tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama dan tokoh masyarakat. Generasi muda sekarang sudah tercengkeram fenomena pergaulan bebas (free life style). Gaya hidup seperti ini sebenarnya sangat jauh dari nilai-nilai Islam dan budaya Indonesia. Namun karena ada kalangan tertentu yang ingin merusak moral bangsa, maka lambat laun generasi muda kita akhirnya terjebak juga. Dalam hal ini, peran media sangatlah besar, baik media cetak maupun elektronik. Coba kita lihat tayangan televisi yang bertema dunia sekolah, bukannya mengajak anak-anak Indonesia untuk rajin belajar, film-film yang ada malah mengajak mereka untuk berpacaran, hura-hura dan bergaul bebas. Imbasnya benar-benar dirasakan oleh anak-anak Indonesia, dari masyarakat kota sampai masyarakat desa. Akibatnya mereka mengalami kemerosotan moral yang cukup signifikan.

Kaum perempuan terseret jauh kepada peradaban Barat dengan slogan kebebasan dan feminisme yang berakibat kepada rusaknya moral mereka, maka tak jarang mereka menjadi sasaran eksploitasi. Dengan dalih kebebasan berekspresi, setiap inci tubuh perempuan dijadikan komoditi. Membuka aurat, bahkan sampai adegan berzina pun dilakoni, asal mendatangkan materi. Aurat perempuan dilombakan dan dinilai, mana yang paling mendatangkan ‘hoki’. Anehnya, dengan penuh kesadaran, kaum perempuan antri minta diekploitasi; bahkan semakin hari kian menggila. 

Untuk mengatasi kerusakan moral yang sudah kronis seperti ini, Islam mempunyai solusi tepat untuk dapat mengurangi dan meredakan hal itu. Konsep Islam yang mengajarkan akhlaqul karimah adalah satu hal yang ampuh dalam mengatasi kerusakan moral. Bahkan Rasulullah SAW mengatakan bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan akhlak.


Dalil Naqli,

Firman Allah SWT :
  1. Quran Surat Ali 'Imran ayat 160 Artinya : Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang orang mukmin bertawakkal.
  2. Quran Surat Shaad ayat 46 Artinya : Sunggguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
  3. Quran Surat Yasin ayat 60 Artinya : Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.
  4. Quran Surat An Nisa ayat 114 Artinya : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan dari mereka, kecuali bisikan bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) emberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
  5. Quran Surat Al-Anfal Ayat 2 dan 4 Ayat 2 Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang abila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Ayat 4 Artinya; Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggi an disisi Tuhan nya.
  6. Quran Surat At-Taubah ayat 111 Artinya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka . Mereka berperang pada jalan Allah, lalumereka membunuh atau terbunuh. ( Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil, dan Al-quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?. Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
  7. Allah Ta’ala berfirman ; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. Al Ahzaab: 21)
  8. “ Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat (menjaga sholatnya), menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At taubah 9 :18).
  9. ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al -‘Ankabuut: 1-3).
  10. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya (kepada Allah seperti menjaga sholat dan amalan lainnya), laki-laki dan perempuan yang benar (menjauhi maksiat/dosa-dosa), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab:35)

Nasehat Rasulullah tentang akhlaqul karimah :

  • Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik"
  • Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk,maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia (HR.Bukhari dan Muslim)
  • Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati hati kalian dan perbuatan perbuatan kalian (HR.Muslim)
  • (dari Abu Hamzah Anas bin Malik, Rasulullah bersabda :) Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya,sampai ia mencitai untuk saudaranya sesutu yang ia cintai untuk dirinya 
  • Amalan yang paling dicintai Allah setelah yang fardhu adalah memasukkan kegembiraan di hati muslim (HR Ath Thabrani dari Ibnu Abbas)
  • Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ; “Jika seorang pemuda beribadah maka Iblis berkata, ‘lihatlah darimana sumber makanannya, kalau ternyata sumber makanannya adalah dari yang haram maka biarkan saja dia beribadah dan tidak usah repot-repot menggodanya karena dia sudah memperingan tugas kalian (teman-teman iblis/syetan).” (HR.Imam Al Baihaqi dalam kitabnya Syu’ab Al Iman)
  • Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ; “ Jika seseorang masuk kedalam rumahnya lalu ia menyebut asma Allah Ta’ala (bismillah) saat ia masuk dan saat ia makan, maka setan berkata kepada teman-temannya, “ tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam.” Dan jika ia masuk, tanpa menyebut asma Allah Ta’ala saat hendak masuk rumahnya berkatalah syaithan: “ kalian mendapatkan tempat bermalam, dan apa bila dia tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka setan berkata : “ kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (HR.Bukhari)
  • Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari)
  • Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad).
  • “Orang-orang penyayang akan disayang oleh Allah. Sayangilah penduduk bumi, maka kalian akan disayangi oleh Allah” (HR Ahmad)
  • “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR.al-Bukhari dan Muslim) 
  • “Berbuat baiklah pada orang tua kalian niscaya anak-anak kalian akan berbuat baik pada kalian. Dan jagalah kehormatan kalian niscaya isteri kalian menjaga kehormatannya.” (HR. Ath-Thabrani).
  • Siapa menyayangi akan disayangi. (HR.Bukhari).
  • “Bergaul dengan orang yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang Buruk.” (HR. Al-Hakim).
  • “Barang siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga,” (HR Ibnu Majah).
  • “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang rendah hati karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.”(HR.Muslim:4689).
  • “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada masing-masing dari keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah untuk melakukan apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, serta jangan merasa lemah. Apabila engkau ditimpa sesuatu (masalah), janganlah mengatakan ‘Seandainya aku dulu melakukan begini dan begini’, namun katakanlah ‘Ini adalah takdir Allah, dan apa pun yang Allah kehendaki pasti Allah lakukan’ karena ucapan ‘seandainya’ itu membuka jalan untuk setan menggoda manusia.”(HR. Muslim no. 2664)
  • Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: ‘laa haula wa laa quwata illa billah’ (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah). (Shahih Muslim No.4873).
  • Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. (Nasehat dari sahabat Umar bin Khattab r.a).
  • Dari Abu Hurairah r.a,Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:“Jika kamu memakai sandal (kasut), pakailah yang kanan terlebih dahulu. Tetapi jika membukanya, yang kiri dahulu dibuka. Maka yang kanan adalah yang mula-mula dipakai dan yang terakhir dibuka”.(Riwayat al-Bukhari).
  • “Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad 5/135, 158, 177, At-Tirmidzi no. 1987).
  • “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian & cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya & barangsiapa murka maka baginya murka Allah”. (HR. Tirmidzi)
Dalam konteks moral, agama memberi petunjuk praktis dalam menyempurnakan moralitas manusia. Dalam diri manusia tersimpul dorongan baik dan buruk (al-ba’its al-din wa al-ba’its al- syaithan). Agama tidak menyangkal, manusia dengan akalnya mampu membedakan antara baik (al-haq) dan buruk (al-bathil). Namun, agama mewartakan, hanya dengan akal manusia tidak akan mampu menangkap hakikat moralitas. Sebab, akal mudah terbelokkan oleh unsur lain dalam diri manusia, terutama apa yang disebut nafsu (syahwaniyah).

Masalah moral boleh dikatakan amat lembut, sering meremangkan pandangan manusia. Agama mengajarkan untuk selalu bersikap ramah kepada sesama, bersedekah, saling membantu (ta’awun) sehingga terbentuk kohesi dan solidaritas sosial (hablum minan nas). Ini adalah ajaran moral standar yang secara ’aqliyah maupun naqliyah diterima, dan seharusnya sebagai umat Islam dapat meneladani Rasulullah sebagai contoh manusia yang berakhlak mulia. Islam menjunjung perenungan rasional (ta’aqqul, tadabbur, i’tibar), karena dengan itu manusia bisa merengkuh pemahaman secara baik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar