Senin, 01 September 2014

Metafora Gunung Es

Metafora gunung es :

semakin organisasi memiliki banyak aturan, organisasi menjadi semakin formal, demikian sebaliknya semakin sedikit aturan, organisasi menjadi semakin informal. 
Hal ini menegaskan bahwa aspek formal maupun informal sesungguhnya merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari organisasi, keduanya saling berinteraksi dan saling memberi pengaruh. Hanya saja kadang-kadang dijumpai sebuah organisasi yang aspek formalnya jauh lebih dominan ketimbang aspek informalnya.
Demikian sebaliknya ada juga organisasi yang aspek informalnya sangat menonjol seolah-olah organisasi tersebut tidak membutuhkan aspek formal meski pada kenyataannya kahadiran aspek formal tidak bisa dihindarkan. Sebagai contoh: organisasi bisnis yang dikelola oleh keluarga, sering disebut sebagai bisnis keluarga cenderung mengedepankan aspek informal ketimbang formal.Keberadaan aspek formal dan informal sebuah organisasi digambarkan secara jelas oleh Richard J. Selfridge and Stanley L. Sokolik sebagaimana dikutip oleh Donald Harvey and Donald Brown. Selfridge and Sokolik mengumpamakan organisasi layaknya sebuah gunung es,ada bagian yang muncul ke permukaan dan bagian lainnya berada dibawah permukaan laut.Dari kedua bagian tersebut,bagian yang berada dibawah permukaan biasanya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan bagian yang muncul kepermukaan. 
Jika organisasi dimetaforakan dengan gunung es maka bagian yang berada dibawah permukaan laut identik dengan aspek informal organisasi, sedangkan bagian yang muncul ke permukaan mencerminkan aspek formal organisasi. 
Aat berkaitan dengan struktur organisasi. Komponen organisasi ini biasa disebut sebagai overt component dan terkadang juga disebut hard component (perangkat keras organisasi). Termasuk dalam komponen formal misalnya:

- visi dan misi,

- tujuan dan sasaran, 

- strategi, 

- struktur, 

- system, 

- prosedur, 

- kebijakan, 

- deskripsi kerja, 

- rentang kendali dan pengukuran tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi. 

Sedangkan yang dimaksud dengan aspek informal organisasi atau covert component atau soft component (perangkat lunak organisasi) adalah komponen organisasi yang bersifat tersembunyi (hidden), afektif, berorientasi social dan psikologikal, dan berkaitan dengan aspek keprilakuan. 

Diantaranya adalah: 

- Politik dan kekuasaan, 

- Pola hubungan antar personal dan kelompok,

- Sentiment dan norma kelompok, 

- Pandangan personal terhadap kompetensi organisasi dan individu,

- Persepsi karyawan terhadap kepercayaan organisasional (organizational trust),

- Persepsi karyawan terhadap keterbukaan organisasi,

- Orientasi nilai dan persepsi karyawan,

- Kepuasan karyawan,

- Emotional intelligence,

- Motivasi dan harapan karyawan dan masih banyak lagi aspek prilaku manusia yang bisa dikategorikan sebagai covert component. Sederhananya, perangkat lunak organisasi merupakan semua kompnen yang berkaitan langsung dengan dan melekat pada diri seseorang dan budaya yang melingkupinya.

1 komentar: