Sabtu, 22 Maret 2014

Hubungan Empat Keterampilan Berbahasa


Empat keterampilan berbahasa baik lisan (menyimak dan berbicara) maupun tulis (membaca dan menulis) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Satu keterampilan akan mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan antarragam bahasa (ragam lisan atau ragam tulis) lebih erat dibandingkan hubungan keterampilan antarsifat (reseptif atau produktif). Contohnya menyimak dengan berbicara lebih erat dibandingkan hubungan menyimak dan membaca atau menulis. Hubungan keterampilan pada ragam yang sama dapat disebut hubungan langsung, sedangkan hubungan keterampilan pada sifat yang berbeda hubungannya adalah tidak langsung.

1. Menyimak
Menyimak adalah kegiatan berbahasa dengan tujuan memahami pesan yang disampaikan pembicara, dapat disimpulkan bahwa menyimak berbeda dengan mendengar. Didalam menyimak, orang tidak hanya mengaktifkan pendengarannya tetapi juga harus berkonsentrasi serta menggunakan sikap positif baik terhadap pembicara maupun bahan pembicaraan
Pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya berbicara. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik, orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik

2. Membaca
Membaca adalah kegiatan berbahasa dalam rangka memahami pesan. Pesan yang dipahami oleh pembaca adalah pesan yang disampaikan melalui tulisan. Artinya keterampilan membaca tergolong kedalam keterampilan berbahasa tulis

3. Berbicara
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain (penyimak) dengan media bahasa lisan. Suhendar (1992:20) mendefinisikan, berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran/ perasaan menjadi wujud ajaran.
Keterampilan berbicara sama dengan keterampilan berbahasa yang lain (menyimak, membaca dan menulis) yang memerlukan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan berfikir yang memadai.Setiap orang dapat memiliki keterampilan berbicara yang baik asal bersungguh sungguh belajar untuk memahami konsep konsep tentang berbicara dan melakukan latihan secara berkesinambungan

4. Menulis
Menulis adalah keterampilan berbahasa kedua yang bersifat produktif. Untuk memperoleh tulisan yang baik, penulis juga harus melalui tahapan tahapan, yaitu tahap pra penulisan, tahap penulisan dan tahap pasca penulisan.Untuk dapat menjadi penulis yang baik, seseorang dituntut untuk memiliki beberapa pengetahuan sekaligus. Seorang penulis emerlukan pengetahuan tentang isi(substansi) tulisan , sedangkan pengetahuan tentang bagaimana menuliskannya adalah pengetahuan yang menyangkut tentang aspek aspek kebahasaan dan tekhnik penulisan. Amran Halim mengemukakan lima komponen penting dalam sebuah karangan yaitu 
(1) isi karangan 
(2) bentuk karangan 
(3) tata bahasa  
(4) gaya 
(5) ejaan dan tanda baca

Sebagaimana menyimak dan berbicara, keterampilan membaca dan menulis juga dapat berganti peran. Ketika Anda menerima surat, Anda membacanya. Anda menjadi pembaca. Ketika Anda menulis surat balasan maka Anda menjadi penulis.

Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki keterampilan membaca yang baik.
Keterampilan berbahasa yang memiliki sifat sama pasti memiliki hubungan yang erat. Keterampilan menyimak dan membaca keduanya bersifat reseptif. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan membantunya ketika memahami isi bacaan, demikian pula sebaliknya; pengetahuan yang diperoleh dari bacaan atau hasil membaca akan menjadi skemata yang akan membantu dalam memahami isi simakan. Artinya, kedua keterampilan berbahasa reseptif ini selalu saling mendukung. Dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang terampil membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya.
Berikutnya keterampilan menyimak yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulisnya . Hal yang sama juga dimiliki oleh keterampilan membaca dan berbicara. Pengetahuan yang diperoleh seseorang dari membaca dapat ia kemukakan pada kegiatan berbicara. Dengan demikian terdapat hubungan pada ragam dan sifat yang berbeda.

Kesimpulannya setiap keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan satu dan yang lainnya dan saling mendukung.Tidak akan seseorang hanya memiliki satu keterampilan berbahasa saja, misalnya orang yang terampil menulis tetapi tidak terampil membaca atau terampil membaca tetapi tidak terampil berbicara. Dengan demikian untuk memperoleh keterampilan tersebut harus melalui latihan yang berkesinambungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar